Gambaran Umum Fisik Rasulullah SAW

Anas bin Malik ra berkata: “Rasulullah saw. bukan orang yang tinggi sekali, dan tidak pula pendek. Tidak juga putih sekali, dan tidak berwarna coklat. Rambutnya tidak terlalu keriting dan tidak terlalu lurus.

Hadits Qudsi

Sering kita mendengarkan dalam kehidupan sehari-hari tentang hadits qudsi. apakah hadits qudsi itu? apakah beda hadits qudsi dengan hadits nabawi secara umum ? apakah derajatnya sama dengan Al Quran ? inilah yang akan kita bahas disini.

Do'a Niat Wudhu

Wudhu adalah mensucikan anggota tubuh dengan menggunakan air bersih.Jika akan melakukan ibadah Shalat seorang muslim diwajibkan berwudhu,Wudu juga bisa di lakukan dengan debu atau yang di sebut dengan tayamum.

Keluarga Rasulullah SAW

Ayah dan Ibu Rasulullah SAW, Nama ayah baginda ialah: Abdullah ibn Abdul Mutthalib ibn Hasyim ibn Abd Manaf ibn Qushay ibn Kilab ibn Murrah ibn Ka’ab ibn Lu’ay ibn Ghalib ibn Fihr ibn Malik ibn al-Nadhr ibn Kinanah ibn Khuzaimah ibn Mudrikah ibn Ilyas.

Kelahiran Rasulullah SAW

Kelahiran Rasulullah SAW. Beliau lahir pada hari Senin 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah. Dinamakan sebagai tahun Gajah karena di tahun itu menjelang kelahiran Muhammad, terjadi peristiwa besar, yaitu penyerangan pasukan gajah dari negeri Habasyah menuju Makkah.

Thursday, March 5, 2015

Mengaji



















Mengaji ...........
Mengaji itu adalah mengkaji diri biar teraji hingga terasah dan teruji

Mengaji ...........
Mengaji itu terpuja dan terpuji
Terpuja di mata Allah dan terpuji di mata manusia
bukan di puji-puji dan terpuja di mata manusia

Mengaji...............
Mengaji itu biar kata-kata nya tertata dan pitutur nya tidak ngelantur

Wednesday, March 4, 2015

Hikmah dibalik sebuah peristiwa


Selama ini kita sadar sebuah peristiwa sering kita anggap sebuah kisah biasa saja, berlalu.... ada yang melupakannya segera, ada yang mencatatnya bahkan sebagian orang lagi menganggap sebagai kejadian yang bisa dibawa sebagai dongeng sebelum menjelang tidur. 

Hidup itu tidak indah... Kesan awalnya bagi yang merasa hidup ini penuh dengan kedukaan atau hidup ini begitu indah karena beberapa peristiwa yang membawa kebahagiaan. Begitu juga yang menganggap hidup ini biasa saja  karena suka dan duka akan selalu hadir dalam kehidupan kita silih berganti. 

Beberapa banyak dari kita yang dapat mengambil hikmah dibalik sebuah peristiwa?
Semua itu dikembalikan kepada anda semua yang dapat menjawabnya. Allah memberitahukan kita bahwa dalam setiap peristiwa yang Dia ciptakan terdapat kebaikan di dalamnya. Ini merupakan rahasia lain yang menjadikan mudah bagi orang-orang yang beriman untuk bertawakal kepada Allah. Allah menyatakan, bahkan dalam peristiwa-peristiwa yang tampaknya tidak menyenangkan terdapat kebaikan di dalamnya:

"Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." (Q.s. an-Nisa': 19).

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui." (Q.s. al-Baqarah: 216).

Seseorang mungkin tidak selalu melihat kebaikan dan hikmah Ilahi di balik setiap peristiwa. Sekalipun demikian ia mengetahui dengan pasti bahwa terdapat kebaikan dalam setiap peristiwa. Ia memanjatkan doa kepada Allah agar ditunjukkan kepadanya kebaikan dan hikmah Ilahi di balik segala sesuatu yang terjadi.

"Kami berfirman, 'Turunlah kamu dari surga itu. Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan mereka tidak bersedih hati'." (Q.s. al-Baqarah: 38)

"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tidak bersedih hati. Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar." (Q.s. Yunus: 62-4).

Tafsir Al Humazah

Tafsir Al Humazah
Surah Al Humazah (Pengumpat)  Surah ke-104. 9 ayat. Makkiyyah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Ayat 1-9: Celaan kepada orang yang menggunjing orang lain sebagaimana tercelanya orang yang menimbun hartanya sehingga tidak berinfak, dan akibat yang akan mereka peroleh.

وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ (١) الَّذِي جَمَعَ مَالا وَعَدَّدَهُ (٢) يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ (٣) كَلا لَيُنْبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ (٤) وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ (٥) نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ (٦) الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الأفْئِدَةِ (٧) إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ (٨) فِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ (٩

Terjemah Surat Al Humazah Ayat 1-9
1.    Celakalah (1)  bagi setiap pengumpat dan pencela(2),
2.    yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya (3),
3. dia (manusia) mengira (4) bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya (5),
4.  Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Huthamah (6).
5.    Dan tahukah kamu apakah (neraka) Huthamah itu?(7)
6.    (Yaitu) api (azab) Allah yang dinyalakan(8),
7.    yang (membakar tembus) sampai ke hati (9).
8.    Sungguh, api itu ditutup rapat atas (diri) mereka,
9.    (sedang mereka diikat) pada tiang-tiang yang panjang (10).


(1) Kata ‘wail’ merupakan kata siksaan, ancaman dan kerasnya azab, atau sebuah lembah di neraka Jahannam. 
(2) Menurut penyusun tafsir Al Jalaalain, ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang yang sering menggunjing Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan kaum mukmin, seperti Umayyah bin Khalaf, Walid bin Mughirah dan lain-lain, wallahu a’lam.
  Humazah artinya yang mencela manusia dengan isyarat dan perbuatannya, sedangkan lumazah adalah yang mencela dengan ucapannya. Di antara sifat para pengumpat (penggunjing) lagi pencela adalah seperti yang disebutkan dalam ayat selanjutnya, yaitu tidak ada maksud selain mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, tidak suka berinfak di jalur-jalur kebaikan, menyambung tali silaturrahim, dan sebagainya.
(3) Maksudnya mengumpulkan dan menghitung-hitung harta yang membuatnya menjadi kikir dan tidak mau menginfakkannya di jalan Allah.
(4)  Karena kebodohannya.
(5)  Yakni membuatnya kekal dan tidak mati. Oleh karena itulah, usaha kerasnya hanya untuk mengembangkan hartanya yang ia kira dapat memanjangkan umurnya. Ia tidak menyadari, bahwa kebakhilan dapat mengurangi umur dan merobohkan tempat tinggalnya, sedangkan kebaikan dapat menambah umur.
(6) Disebut ‘Huthamah’ karena ia memecahkan segala sesuatu yang dilempar ke dalamnya.
(7)  Kalimat ini untuk memperbesar perkaranya.
(8)  Yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.
(9)  Sehingga rasa sakitnya demikian pedih.
(10) Bisa juga diartikan ‘dalam tiang-tiang yang panjang’ yakni tiang- tiang di balik pintu yang panjang, agar mereka tidak bisa keluar darinya. Kita berlindung kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala dari neraka dan meminta kepada-Nya ampunan dan ‘afiyah (penjagaan).

Selesai tafsir surah Al Humazah dengan pertolongan Allah, taufiq-Nya dan kemudahan-Nya, wal hamdulillahi Rabbil ‘aalamiin.

Download

Berikut ini ada beberapa file yang dapat anda download secara gratis. Semoga bermanfaat dan menjadi ladang amal bagi kami. Syukron.

Quran Hadits
Pengantar Sejarah Tadwin Kodifikasi Hadits
Quran 30 juz lengkap format Microsoft word

Software Komputer
Extra CHM

Tuesday, March 3, 2015

Istiqomah (Konsistensi)

Hidup ini membutuhkan konsistensi....terkadang kita larut dalam sebuah persoalan namun lupa pada hal-hal yang kecil karena fokus pada hal lain. Ternyata konsistensi itu tidak semudah yang kita bayangkan. Butuh perjuangan dan keteguhan hati. Padahal yang kita lakukan adalah hal-hal yang kecil dalam kehidupan kita. 

Terngiang dalam ingatan ketika orang tua mengingatkan kita pada hal-hal yang sederhana.... ala bisa karena biasa begitu pepatah yang tepat untuk menjelaskan hal tersebut. 

contoh lainnya adalah ketika ibadah... kita diminta untuk istiqomah. ternyata itu menjadi persoalan besar jika tidak biasa melakukannya. 

Minta perlindungan kepada Allah selalu agar memberikan bimbingan tetap konsisten di jalan-Nya. Karena, seperti disebutkan di surah Yusuf ayat 64, Allah adalah sebaik-baik pelindung. Agar lebih utama, berdoalah secara spesifik agar diberikan konsistensi tersebut. 


Dalam sebuah riwayat, Rasul pernah berdoa sebagai berikut, “Allahumma inni as’aluka ats-tsabata fi al-amri wa al-azimata ‘ala ar-rusydi. (Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu konsistensi dalam suatu urusan dan tekad yang kuat terhadap kebijaksanaan).”




TETAPLAH ISTIQOMAH, INSYA ALLAH JANNAH
Keimanan kepada Allah menuntut sikap istiqomah. Keyakinan hati, kebenaran lisan dan kesungguhan dalam amal adalah unsur-unsur keimanan yang mesti dijalankan dengan istiqomah. Istiqomah yang berarti keteguhan dalam memegang prinsip, menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak berpaling ke kiri maupun ke kanan. Istiqomah ini mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya.
DIJANJIKANNYA SURGA
Di antara ayat yang menyebutkan keutamaan istiqomah adalah firman Allah Ta’ala,
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.” (QS. Fushilat: 30)

Yang serupa dengan ayat di atas adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala,
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ, أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Ahqaf: 13-14)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Katakanlah: “Aku beriman kepada Allah“, kemudian beristiqamahlah dalam ucapan itu.” [HR. Muslim no. 38]
JENIS-JENIS ISTIQOMAH
Yang dimaksud dengan istiqomah di sini terdapat tiga pendapat di kalangan ahli tafsir:

1. Istiqomah di atas tauhid
2. Istiqomah dalam ketaatan dan menunaikan kewajiban Allah
3. Istiqomah di atas ikhlas dan dalam beramal hingga maut menjemput

Dan sebenarnya istiqomah bisa mencakup tiga tafsiran ini karena semuanya tidak saling bertentangan.
PASTI ADA KEKURANGAN DALAM ISTIQOMAH
Terkadang kita tergelincir dan tidak bisa istiqomah secara utuh. Lantas apa yang bisa menutupi kekurangan ini? Jawabannya adalah pada firman Allah Ta’ala,
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ

“Katakanlah: “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Rabbmu adalah Rabb Yang Maha Esa, maka tetaplah istiqomah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya.” (QS. Fushilat: 6).

Ayat ini memerintahkan untuk istiqomah sekaligus merupakan isyarat bahwa seringkali ada kekurangan dalam istiqomah yang diperintahkan. Yang menutupi kekurangan ini adalah istighfar (memohon ampunan Allah).
KIAT AGAR TETAP ISTIQOMAH
Ada beberapa sebab utama yang bisa membuat seseorang tetap teguh dalam keimanan.
1. MEMAHAMI & MENGAMALKAN 2 KALIMAH SYAHADAT
Allah Ta’ala berfirman,
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27)

Qotadah As Sadusi mengatakan, “Yang dimaksud Allah meneguhkan orang beriman di dunia adalah dengan meneguhkan mereka dalam kebaikan dan amalan sholih. Sedangkan di akhirat, mereka akan diteguhkan di kubur (ketika menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, pen).” Perkataan semacam Qotadah diriwayatkan dari ulama salaf lainnya. [Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 4/502.]
Mengapa Allah bisa teguhkan orang beriman di dunia dengan terus beramal sholih dan di akhirat (alam kubur) dengan dimudahkan menjawab pertanyaan malaikat “Siapa Rabbmu, siapa Nabimu dan apa agamamu”? Jawabannya adalah karena pemahaman dan pengamalannya yang baik dan benar terhadap dua kalimat syahadat. Memenuhi rukun dan syaratnya. Serta dia pula tidak menerjang larangan Allah berupa menyekutukan-Nya dengan selain-Nya, yaitu berbuat syirik.

Oleh karena itu, kiat pertama ini menuntunkan seseorang agar bisa beragama dengan baik.

2. MENGKAJI, MENGHAYATI, & MERENUNGKAN AL-QURAN
Allah menceritakan bahwa Al Qur’an dapat meneguhkan hati orang-orang beriman dan Al Qur’an adalah petunjuk kepada jalan yang lurus. Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ آمَنُوا وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ

“Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Qur’an itu dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.” (QS. An Nahl: 102)

Al Qur’an adalah jalan utama agar seseorang bisa terus kokoh dalam agamanya, karena Al Qur’an adalah petunjuk dan obat bagi hati yang sedang ragu.
هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ

“Al Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Fushilat: 44).

3. ILTIZAM (KONSEKUEN)
Maksudnya di sini adalah seseorang dituntunkan untuk konsekuen dalam menjalankan syari’at atau dalam beramal dan tidak putus di tengah jalan. Karena konsekuen dalam beramal lebih dicintai oleh Allah daripada amalan yang sesekali saja dilakukan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits,
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” [HR. Muslim no. 783]
Selain amalan yang kontinu dicintai oleh Allah, amalan tersebut juga dapat mencegah masuknya virus “futur” (jenuh untuk beramal). Jika seseorang beramal sesekali namun banyak, kadang akan muncul rasa malas dan jenuh. Sebaliknya jika seseorang beramal sedikit namun terus menerus, maka rasa malas pun akan hilang dan rasa semangat untuk beramal akan selalu ada. Itulah mengapa kita dianjurkan untuk beramal yang penting kontinu walaupun jumlahnya sedikit.
4. MEMBACA & MENELADANI KISAH-KISAH ORANG SHOLIH
Dalam Al Qur’an banyak diceritakan kisah-kisah para nabi, rasul, dan orang-orang yang beriman yang terdahulu. Kisah-kisah ini Allah jadikan untuk meneguhkan hati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengambil teladan dari kisah-kisah tersebut ketika menghadapi permusuhan orang-orang kafir. Allah Ta’ala berfirman,
وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ

“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Hud: 11)

Lihatlah di salam Al-Quran bagaimana keteguhan Nabi Ibrahim dan Nabi Musa dalam menghadapi ujian dan ketika berada dalam kondisi sempit. Mereka menyandarkan semua urusannya pada Allah, sehingga mereka pun selamat. Begitu pula kita ketika hendak istiqomah. Dan masih banyak lagi cerita-cerita orang sholih dalam Al-Quran yang bisa kita jadikan tauladan (uswah).
Itulah orang-orang sholih yang kemungkinan mereka sudah tidak hidup di dunia ini, namun jika dipelajari jalan hidupnya akan membuat hati semakin hidup. Berbeda halnya jika yang dipelajari adalah kisah-kisah orang-orang fasik, para artis, yang menjadi public figure yang hidup dalam gemerlapnya dunia. Walaupun mereka saat ini mungkin masih hidup, malah membuat hati semakin mati, membuat kita semakin tamak pada dunia dan gila harta. Wallahul muwaffiq.
5. PERBANYAK DOA AGAR ISTIQOMAH
Di antara sifat orang beriman adalah selalu memohon dan berdo’a kepada Allah agar diberi keteguhan di atas kebenaran.
Allah Ta’ala berfirman,
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

“Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, dan teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.” (QS. Al Baqarah: 250)

Do’a lain agar mendapatkan keteguhan dan ketegaran di atas jalan yang lurus adalah,
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imron: 

Do’a yang paling sering Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam panjatkan adalah,
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

“Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”

6. BERGAUL DENGAN ORANG-ORANG SHOLIH
Allah memerintahkan agar selalu bersama dengan orang-orang yang baik. Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar(jujur).” (QS. At Taubah: 119)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengajarkan kepada kita agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasehati kita.
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” [HR. Bukhari no. 2101]
Itulah pentingnya bergaul dengan orang-orang yang sholih. Oleh karena itu, sangat penting sekali mencari lingkungan yang baik dan mencari sahabat, teman dekat apalagi pasangan hidup yang semangat dalam menjalankan agama sehingga kita pun bisa tertular aroma kebaikannya. Jika lingkungan kita adalah baik, maka ketika kita keliru, ada yang selalu menasehati dan menyemangati kepada kebaikan.
Demikian beberapa kiat mengenai istiqomah. Semoga Allah senantiasa meneguhkan kita di atas ajaran agama yang hanif (lurus) ini. Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami di atas agama-Mu.
Wallahu a’lam bish shawab

Monday, March 2, 2015

Bersama kesulitan ada kemudahan


fainnama’al ‘usri yusro.. innama’al ‘usri yusro…
sesungguhnya bersama dengan kesulitan, ada kemudahan.. bersama dengan kesulitan, ada kemudahan..

(Al-Insyirah : 6-7)

ayat diatas terlihat ada pengulangan kata yang maknanya perlu dikaji.....
“ Sesungguhnya bersama kesulitan itu, ada kemudahan “ ?

Menurut ulama Tafsir : Pertama, biasanya ayat yang turun ketika Rasul masih di Mekah, sering ada pengulangan kalimat. Tujuannya, untuk mengukuhkan jiwa Muhammad dalam menghadapi banyaknya tantangan. Dapat dilihat pengulangan kalimat itu misalnya pada surah Al-Qadr, Al-Takastur, Al-Kafirun dan Al-Nas.

Kedua, dalam tata-cara Bahasa Arab, kalimat yang menggunakan “ Alif dan Lam “ berbeda artinya dengan yang tidak menggunakan, “alif dan lam”. Dapat dilihat “ Al’Usri “ (Kesulitan) memakai pakai “Alif dan Lam”. Sedang “Yusra” (Kemudahan) tidak memakai “Alif dan Lam”. Artinya, “ Al-‘usri “ diucapkan dua kali, artinya sama persis kesusahannya.. Tapi “ Yusri “ yang diucapkan dua kali, mengandung arti, dua kemudahan.

Sesungguhnya dalam sebuah kesulitan, ada kemudahan . dan dalam kesulitan yang tadi itu ada kemudahan yang lain. Dalam satu kesulitan terdapat duali kemudahan. Ya! Jadi dalam setiap kesulitan yang kamu rasakan. Satu kali kesulitannya Diiringi dengan dua kali kemudahan dari Allah SWT. Kemudahan di dunia untuk kemudian kemudahan di hari akhirat nanti.

Berdasarkan penafsiran ayat tesebut, maka seorang muslim tidak perlu putus asa menghadapi betapa banyaknya problem yang dihadapi dan segera diatasi. Artinya insya Allah tidak terlalu berat, karena ayat diatas menafsirkan satu kesulitan, dapat diatasi dua atau lebih kemudahan.

kaitannya adalah dengan hadist  ke 19 Al-wafi : Ihfazillaha tajidhu amamaka, ta'arrof ilallahi firrokho i  ya'rifka fissyiddati wa'lam anna ma akhto'aka lam yakun liyushibaka wa anna ma ashobaka lam yakun liyukhti aka, wa'lam anna nashro ma'al shobri wa annal faroja ma'al karbi wa anna ma'al 'usri yusro.

artinya: jagalah Allah, pasti kamu selalu bersamanya, kenalilah Allah pada saat lapang pasti Dia mengenalmu diaat kamu susah, ketahuilah apa yang luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu, kemenangan seiring dengan kesabaran, kebahagiaan seiring dengan cobaan dan kemudahan seiring dengan kesulitan. 

Sebagai seorang hamba kita tidak boleh berputus asa pada rahmat Allah. walaupun berat tantangan dan permasalahan yang dihadapi. Diperkuat ayat Alquran lain dengan mengatakan “ Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Allah, kecuali hanya orang-orang yang sesat..“ (QS. 15: 56).

dan pada akhirnya, kesabaranlah yang bisa kuandalakn sebagai benteng pengharapan dan pertolongan.. setelah dikuatkan oleh beberapa ayat ini :
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (Al Baqarah : 45)
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al-Baqarah : 153)
salah satu upaya yang harus dilakukan adalah berdo'a. 
Seorang muslim masih ada satu amalan yang harus dibiasakan lakukan secara rutin, yaitu berdoa terutama tengah malam..Berdoa dan berdoa. Apalagi menghadapi masalah berat. Kontak batin dengan niat yang baik, akan menghasilkan hasil yang baik pula.

Ketika Nabi Musa diperintahkan menghadapi Fir’aun yang mendakwakan dirinya Tuhan dan penguasa tunggal, terhadap kaum Bani Israel, disamping meminta pembantu yang jujur yakni saudaranya sendiri, Harun, juga seaantiasa bermohon kepada Allah agar Tuhan menganugerahkan kelapangan dada terhadap dirinya, untuk mempermudah segala persoalan.
“ Wahai Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku “ (QS. 2: 25-26).

Doa yang dibaca seorang muslim berulang-ulang, akhirnya Musa dan pemimpin lain urusannya dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Fir’aun.yang kejam bersedia mendengarkan uraian Musa, sekalipun menolak ajarannya. Dan Tukang-tukang sihir Fir’aun terkalahkan oleh mu’jizat tongkat yang berubah menjadi ular yang lebih besar, menelan semua ular-ular sihir Fir’aun.

Man yuridillahu bihi khoiron yusib minhu " Siapa yang dikehendaki oleh Allah menjadi orang baik  akan diberi cobaan (ujian)" (HR Tirmizi)

bismillahitawakkaltu ‘allallah
Ya Allah, bantu dan kuatkan hamba Ya Rabb…


luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com