Sunday, April 29, 2018

Dahsyatnya kata Maaf


“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa yang memaafkan dan berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat, maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim. (QS Asy-Syura: 40) dan banyak lagi dalil dalam Al Quran tentang kata maaf.

Meminta maaf itu berat dan sangat sulit. namun ada kekuatan tersendiri dari kata maaf ini,  karena kata maaf merupakan bagian dari Magic Words. sehingga makna yang diucapkan sangat dalam dan akan membekas di dalam sanubari. 

Ternyata, Orang-orang yang telah memaafkan masa lalunya, mampu berdamai dengan keadaan masa lalu, lebih ringan menghadapi masa depan sesulit apapun. Orang-orang yang ringan memaafkan, jiwanya lebih sehat, mudah lepas dari rongrongan sakit hati.
Kata-kata maaf, entah meminta maaf atau memberikan maaf, ternyata berkhasiat seperi terapi pada diri kita sendiri. Istilahnya, auto-healing, yang bisa menyembuhkan diri sendiri.


Luka batin masa lalu, entah karena disakiti “mantan”, disakiti musuh, dikhianati orang kepercayaan, difitnah rekan kerja atau orang terkasih, atau karena cekcok dengan keluarga, tak semestinya dibawa lari sepanjang hidup. Luka itu harus dibasuh, dibalut, hingga akhirnya kering dan sembuh.


Banyak orang meremehkan kata maaf,  baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di saat hari raya Idul Fitri. Karena persoalan ingin menyampaikan maaf secara langsung inilah, salah satunya, menjadi salah satu alasan mengapa ribuan hingga jutaan orang  rela berjubel-jubel di antara kemacetan untuk sengaja hadir meminta maaf dengan keluarganya. Menurut penelitian terakhir, para ilmuwan Amerika membuktikan bahwa mereka yang mampu memaafkan adalah lebih sehat baik jiwa maupun raga. 


Orang-orang yang diteliti menyatakan bahwa penderitaan mereka berkurang setelah memaafkan orang yang menyakiti mereka. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang yang belajar memaafkan merasa lebih baik, tidak hanya secara batiniyah namun juga jasmaniyah. Sebagai contoh, telah dibuktikan bahwa berdasarkan penelitian, gejala-gejala pada kejiwaan dan tubuh seperti sakit punggung akibat stress [tekanan jiwa], susah tidur dan sakit perut sangatlah berkurang pada orang-orang ini.

Mulai saat inilah tidak ada kata terlambat bagi kita untuk selalu introspeksi diri, sejauh mana dada dan hati kita memaafkan kesalahan orang lain atau meminta maaf atas segala kesalahan kita. Hindari sikap egoisme dalam diri yang membuat setiap manusia lupa akan hakikat jati dirinya. Karena manusia yang besar adalah manusia yang dapat mengendalikan hawa nafsunya, tidak mudah marah, lapang dada dan hatinya serta selalu mementingkan kemaslahatan ummah.


Oya, memaafkan dan meminta maaf tak harus menunggu Idul Fitri. Bahkan, mengkhususkan acara memaafkan pada saat hari raya tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah maupun para sahabatnya. Saling memaafkan bisa dilakukan kapan saja. 
Dalam kehidupan seorang mengucapkan maaf adalah hal yang sedikit sulit karena permintaan maaf ini sering diartikan kesalahan atau kekalahan. sehingga nampak susah diucapkan. hanya kebesaran jiwa yang sering dapat mengungkapkan ini. 

Kekuatan maaf bagi seseorang, mungkin memiliki dampak yang berbeda-beda, dengan intensitas memberikan maaf yang berbeda-beda pula.  Hingga kini saya meyakini,  “kekuatan kata maaf” ini selalu mampu menciptakan “keajaiban-keajaiban” dalam hidup seseorang.

0 comments:

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com